Perawatan Baglog

Baglog
Rekan rekan, tujuan membudidayakan jamur tentu ingin hasil panen sebanyak banyaknya dan ditunjang oleh kualitas jamur yang sesuai dengan parameter yang diinginkan pasar hingga akhirnya pembudidaya mendapatkan harga jual yang terbaik dengan kuantitas yang melimpah dan berakhir happy maka di perlukan Perawatan baglog.
Ada pasar yang suka jamur berukuran besar dengan sedikit rumpun, ada juga sebaliknya, lebih menyukai jamur berumpun banyak dengan ukuran sedang atau kecil. Ada yang ingin teksturnya padat dan kering, ada juga yang lebih menyukai tekstur yang moist dan empuk.
Kondisi ini pada akhirnya menuntut pembudidaya untuk mengupayakan bibit dengan strain jamur yang terbaik, yang pertumbuhannya begini dan begitu dengan beragam syarat. Maka hadirlah beragam jenis bibit jamur dengan macam-macam namanya. Mengupayakan bibit yang terbaik tentu hal yang bijak dan sebuah keharusan bagi setiap pembudidaya. Siapa coba yang tidak mau bibit kualitas super?…
hanya kadang kita lupa, setelah mendapatkan bibit yang dirasa cocok untuk kita budidayakan, lantas kita produksi baglognya, kita inkubasi hingga siap panen, namun tiba saatnya pada momen yang paling menentukan yaitu perawatan selama masa produktif, yang terjadi sebagian orang terkadang malah lupa untuk memberikan perhatian yang sangat intens.
Karena merasa sudah memiliki bibit yang super, akhirnya kita serahkan sebagian besar nasib pertumbuhan jamurnya pada bibit dan resep komposisi baglog yang kita yakini terbaik, namun sayangnya dengan perawatan yang apa adanya. Karena sibuknya produksi dan panen, kebersihan kumbung seringkali diabaikan. Serbuk kayu berserakan. Laba laba bersarang dengan bebasnya. Kelembaban ruangan tidak diukur, yang penting basah. Aerasi udara tidak diatur. Penyiraman seenaknya . Baglog yang sudah dipanen kurang diperhatikan dan terkadang masih ada sisa sisa bonggol yang menempel atau jamur jamur yang membusuk. Dan tibalah beragam hama dan penyakit.
Kalau sudah begini yaa sudah . Pengalaman saya, produktifitas bisa berkurang hingga 50%, mungkin lebih…bukan karena bibitnya, bukan karena medianya, tapi karena kurang dirawat.
Hihihi… mungkin sama saja dengan cinta pada pasangan. Awalnya mesra, lama lama ?????? penuh tanya. Bubaaaar
Rekan rekan maaaf, saya bukan niat menggurui, apalagi rekan rekan yang sudah hebat hebat usahanya. Artikel artikel ini hanya cara saya mengingatkan diri saya, namun barangkali ada sedikit manfaatnya untuk rekan rekan tentu Alhamdulillah.